Bintang punk rock imajiner Korea Utara
News Abstrak-Tak lama lagi, Ri Seong-woong, bintang punk rock Korea Utara
akan menjadi buah bibir. Superstar ini menggelar serangkaian pertunjukan. Videonya
pun direncanakan banyak beredar di Korea Utara dan Korea Selatan. Uniknya, Ri sebenarnya
tidak pernah ada.
Ri merupakan ciptaan 10 band Korea Selatan, yang
menceritakan kisah hidup fiktif seorang
bintang rock. Termasuk bagaimana dia menggelar serangkaian konser rock, di sela-sela
kisah hidupnya yang unik dan menguras emosi.
Terciptanya Ri, berawal dari
pertanyaan sederhana yang muncul di antara para musisi 10 band itu: Bagaimana
kondisi dunia musik di Korea Utara? Jawabannya sungguh tidak mudah, karena
tidak ada informasi yang memadahi soal itu.
Pemain bass dari band Aungdaungs yang juga salah satu band
yang pembuat Ri, Oh Do-ham mengatakan, seluruh informasi tentang Korea Utara hanya
didapatkan dari media politik milik pemerintah Korea Utara. Itu pun sangat terbatas.
Oh Do-ham bahkan tidak tapi tahu bagaimana
kehidupan masyarakat di negara itu.
“Apa yang mereka
lakukan untuk bersenang-senang? Musik apa yang mereka dengarkan dan lain-lain,”
kata Oh Do-ham. Rasa penasaran itu membuat Oh dan kawan-kawannya mendatangi kawasan
pengungsi Korea Utara yang ada di Korea Selatan. Hingga saat ini, setidaknya
ada 23 ribu pengungsi tinggal di Korea Selatan.
Obrolan
Dalam obrolannya,
musisi muda Korea Selatan itu menemukan beberapa informasi yang tidak mereka
bayangkan sebelumnya. Salah satunya, keterkatikan masyarakat Korea Utara dengan
musik punk rock. “Pernah suatu malam setelah minum-minum, saya mengambil gitar
dan bermain cepat serta meneriakkan liriknya, apakah itu punk rock?”
katanya salah satu pengungsi seperti ditirukan Oh.
Namanya anak
muda, dalam obrolan itu juga memunculkan pertanyaan-pertanyaan ‘tidak penting‘.
Yu Ji-wan, vokalis dan pemain keyboard pada band Alligators misalnya, bercerita
tentang pertanyaannya. “Saya bertanya kisah mereka kehilangan keperjakaannya,“
katanya. Salah satu pengungsi menjawab dengan terbuka.
“Mereka menyelinap ke
padang rumput yang tinggi, di sela kewajiban mereka berjaga-jaga dan ‘melakukannya‘
di sana. Menurut saya itu sangat romantis,” kata Yu. Segala jawaban itu diubah menjadi lirik lagu
yang dinyanyikan oleh ‘bintang rock’ Ri Seong-woong. Kisah percintaan padang
rumput itu dijadikan inspirasi sebuah lagu berjudul “Saya jatuh cinta saat
tugas jaga.”
Khayalan
Ri Seong-woong digambarkan sebagai seorang pemain musik yang
berusaha bertahan di tengah represi Pemerintah Korea Utara. Dalam sebuah sekuel
kisahnya, Ri sempat ‘dipenjara’ karena mengejek kepemimpinan Korea Utara dalam
lagunya. Ri diceritakan tidak menyerah dengan kondisi itu. Meski keteguhannya
juga membuat Ri tidak berumur panjang.
Tragedi itu terawal ketika Ri memutuskan untuk membuka stasiun
radio sederhana bernama ‘Bajak Laut’. Melalui Bajak Lautlah, lagu-lagu yang selama
ini dicekal Pemerintah Korea Utara (termasuk lagunya), justru terus diputar. Tentara Korea Utara pun marah, dan menangkapnya.
Dalam proses penangkapan itu Ri dipukuli dengan popor senjata hingga tewas.
Meski pun Ri hanya khayalan, namun hal seperti ini mungkin tidak terlalu jauh dari kenyataan.
Sampai saat ini, Pyongyang, secara resmi melarang musik asing masuk ke
Korea Utara. Korea Utara juga melarang warganya untuk diwawancarai oleh media Korea Selatan.
Meski demikian, di
pasar gelap Korea Utara, DVD dan CD bajakan dari berbagai negara begitu mudah
ditemukan. Dan mungkin tak lama lagi, rekaman konser ‘khayalan‘ Ri Seong-woong
akan beredar di sana.
source:http://www.headline-lingkarberita.com/2012/06/bintang-punk-rock-imajiner-korea-utara.html
-